Museum Batik Yogyakarta

Museum Batik Yogyakarta merupakan museum batik pertama yang berlokasi di kota Yogyakarta. Didirikan oleh Hadi Nugroho, museum ini menjadi tempat penyimpanan berbagai koleksi batik dan peralatan membatik yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Selain sebagai tempat pelestarian budaya batik, Museum Batik Yogyakarta menjadi tujuan wisata edukasi dan sarana belajar membatik bagi masyarakat.

 

Sejarah Museum Batik Yogyakarta

Awal pendirian oleh Hadi Nugroho

Didirikan pada tahun 1960-an oleh Hadi Nugroho yang kemudian ia kelola bersama istri bernama Dewi Sukaningsih. Museum ini didirikan dengan tujuan untuk melestarikan dan mengenalkan kembali batik sebagai warisan budaya Indonesia kepada masyarakat, terutama mengingat perubahan batik yang mulai meninggalkan corak asalnya. Pada awalnya, museum ini belum mendapat dukungan dari pemerintah daerah Yogyakarta dalam pengelolaannya.

 

Pengakuan pemerintah Yogyakarta

Tanggal 12 Mei 1977, museum ini diresmikan oleh Kanwil P&K Daerah Istimewa Yogyakarta dan diakuisisi oleh pemerintah daerah DIY. Museum batik memiliki akte nomor 22 dan diterbitkan tahun 1977. Pada tahun 2014 akte tersebut sudah diperbaharui.

 

Penghargaan dan prestasi yang telah diraih

Museum Batik Yogyakarta sukses memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) di tahun 2000 untuk karya Sulaman Terbesar berukuran 90×400 cm2 dengan batik. Pada tahun selanjutnya, museum tersebut kembali meraih penghargaan dari MURI sebagai inisiator pendirian Museum Sulaman pertama di Indonesia.

Artikel Terkait  Pantai Slili : Rute, Lokasi dan Harga Tiket

 

Pengakuan dari UNESCO dan WCC

Tahun 2001 UNESCO memberikan sertifikat kepada museum batik Yogyakarta sebagai warisan kultural dunia.Keberadaan Museum Batik Yogyakarta turut mengangkat derajat kota Yogyakarta sebagai Kota Batik yang diberikan oleh World Craft Council (WCC) pada tahun 2014.

 

Koleksi Museum Batik Yogyakarta

Jenis batik yang dikoleksi

Museum batik Yogyakarta memiliki koleksi 1200 batik berupa 560 batik cap dan 500 batik tulis. Selain itu Museum Batik Yogyakarta juga menyimpan 124 canting, 35 wajan serta bahan pewarna batik. Museum ini menyimpan koleksi yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu batik pedalaman, batik pesisiran wilayah, dan peralatan batik kuno.

 

Karya seni batik dari berbagai negara

Museum Batik Yogyakarta juga mengoleksi berbagai karya batik dari luar negeri, antara lain batik karya Van Zuylen dari Belanda dan batik karya Oey Soe Tjoen dari Cina.

 

Kain batik langka dan bersejarah

Beberapa koleksi kain batik langka yang dimiliki oleh museum antara lain kain panjang dari tahun 1700-an dengan berbagai corak. Koleksi tertua yang dimiliki oleh museum adalah kain batik yang dibuat pada tahun 1840.

 

Karya seni sulaman oleh Dewi Nugroho

Museum ini juga menyimpan karya sulaman Dewi Nugroho, seperti sulaman terpanjang dengan ukuran 400 cm x 90 cm yang telah mendapatkan MURI sebagai sulaman terpanjang. Selain itu, ada juga sulaman wajah Presiden Republik Indonesia seperti Soekarno, Soeharto, Megawati Soekarnoputri, Hamengkubuwono IX, serta tokoh pahlawan seperti Tuanku Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro.

 

Fasilitas dan Layanan yang Tersedia di Museum Batik Yogyakarta

 

Ruang tunggu

Museum Batik Yogyakarta menyediakan ruang tunggu yang dilengkapi dengan AC dan Non AC.

Artikel Terkait  South Shore Yogyakarta: 5 Spot Foto Terbaik

 

Free wifi

Pengunjung yang datang ke museum ini bisa menikmati layanan wifi gratis selama berkunjung.

 

Musala

Museum ini juga menyediakan tempat ibadah untuk pengunjung yang ingin melaksanakan sholat.

 

Parkir luas

Pengunjung yang datang dengan kendaraan pribadi akan dimudahkan dengan area parkir yang luas.

 

Toilet

Museum ini juga menyediakan fasilitas toilet yang bersih dan nyaman.

 

Souvenir shop

Pengunjung yang ingin membeli oleh-oleh atau souvenir dapat memanfaatkan souvenir shop yang tersedia.

 

Kantin kejujuran

Museum Batik Yogyakarta juga memiliki kantin kejujuran yang menyediakan minuman dan makanan ringan. Pembeli bisa membayar dan mengambil sendiri makanan dan minuman yang diinginkan.

 

Jam Operasional dan Harga Tiket

Museum ini buka setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. Hari Minggu dan hari besar tutup. Tiket masuk Rp 20.000 per orang. Apabila ingin mengikuti workshop membatik, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 40.000.

 

Lokasi dan Cara Mencapai Museum Batik Yogyakarta

Museum Batik Yogyakarta terletak di Jl. Dr. Soetomo No. 13 A Kota Yogyakarta. Dari Malioboro, pengunjung bisa naik becak selama 20-30 menit. Bila menggunakan kendaraan pribadi, waktu perjalanan sekitar 15-20 menit melalui Jl. Panembahan Senopati dan Jl. Sultan Agung.

Untuk mempermudah akses ke Museum Batik Yogyakarta, wisatawan bisa menggunakan layanan sewa motor jogja dari Farrago. Farrago adalah perusahaan yang focus pada pelayanan sewa sepeda motor jogja  bagi wisatawan dengan tarif murah dan syarat sewa yang mudah.

 

Kesimpulan

Museum Batik Yogyakarta memainkan peran penting dalam melestarikan budaya batik sebagai warisan budaya Indonesia. Pengunjung disarankan untuk mengunjungi museum ini untuk memperkaya pengetahuan tentang sejarah dan proses pembuatan batik. Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti workshop membatik untuk merasakan langsung proses pembuatan batik tradisional.

Categorized in: